Tugas Besar

[menuju akhir]

KONTROL SUN TRACKER


 

1. Pendahuluan (kembali)

      Panel surya, juga dikenal sebagai sel surya, adalah perangkat elektronik yang dapat mengubah energi matahari menjadi listrik. Solar panel digunakan dalam banyak aplikasi, termasuk pembangkit listrik tenaga surya. Dalam artikel ini, akan membahas solar panel dan fungsinya dalam pembangkit listrik.Solar panel adalah perangkat elektronik yang terdiri dari sel fotovoltaik (PV) yang menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Solar panel sering digunakan dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya, yang menggunakan energi matahari untuk menghasilkan listrik.
     
     Solar panel menghasilkan listrik dengan cara mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Ketika sinar matahari jatuh pada sel fotovoltaik di solar panel, elektron dilepaskan dari atom dalam sel fotovoltaik. Elektron kemudian mengalir melalui kawat listrik, menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan untuk memompa air.Panel surya merupakan teknologi yang semakin populer dalam pembangkit listrik tenaga surya. solar panel dapat digunakan untuk pompa air berbasis energi surya. Mari gunakan solar panel di rumah Anda untuk berkontribusi menjaga lingkungan, Atonergi siap membantu dari perancangan hingga pemasangannya.

  

2. Tujuan (kembali)

 1. Mengetahui fungsi komponen yang digunakan.

 2. Mengetahui prinsip kerja LM35.

 3. Mengetahui prinsip kerja sensor cahaya (LDR)

 4. Mengetahui prinsip kerja sensor hujan

 5. Mengetahui prinsip kerja touch sensor

 6. Mengetahui prinsip kerja PIR sensor

 7. Mengetahui prinsip kerja UV sensor

 8. Membuat rangkaian aplikasi "Sun Tracker" pada aplikasi Proteus

3. Alat dan bahan (kembali)

A. Bahan

  • Grounding
Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya arus bolak balik, bisa juga disebut sebagai titik patokan dari berbagai titik tegangan pada rangkaian elektronika
  • Dioda
Diode (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Spesifikasi
  • Resistor
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus listrik. Resistor tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja. Resistor terbuat dari bahan karbon dan keramik yang berbentuk tabung. komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.

Spesifikasi

Untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
  • Baterai
Baterai merupakan sebuah benda yang dapat atau bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh baterai tersebut sama seperti akumulator, yakni listrik searah dikatakan DC. Jumlah listrik yang dihasilkan tersebut tergantung dari seberapa besar baterai tersebut.
  • Transistor NPN
Sederhananya, transistor NPN merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua semikonduktor tipe-n yang mengapit semikonduktor. Ketika sinyal kecil diberikan pada lapisan basis transistor, maka transistor NPN akan mengalirkan arus listrik dari lapisan kolektor ke lapisan emitor. Arus listrik yang mengalir melalui transistor dapat dikendalikan oleh sinyal kecil yang diberikan pada lapisan basis.

    Konfigurasi :




  • Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).

  • Motor DC

Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Spesifikasi:

Pinout:

Grafik respon:




  • Op-amp
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp).

  • Speaker
    Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara dalam bentuk gelombang bunyi. Buzzer lebih sering digunakan karena ukuran penggunaandayanya yang minim.
  • LED


komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya

  • Touch Sensor



Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
  • Buzzer 


Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-an. 
  • Potensiometer



    Berfungsi untuk mengatur tegangan dengan menaikkan atau menurunkan resistansi.

 
  • Power Supply

    Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik atau elektronika lainnya.
  • Sensor LDR


 spesifikasi:
 Tegangan maksimum (DC) :  150 V
 Konsumsi Arus Maksimum :  100 mW
 Tingkatan Resistansi / Tahanan : 10 Ohm hingga 100k Ohm
 Puncak Spektral :  540 nm (ukuran gelombang cahaya)
 Waktu Respon Sensor : 20ms – 30 ms
 Suhu Operasi :  -30o Celcius  –  70o Celcius

  •  Logicstate
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
  • Rain sensor
Sensor hujan merupakan salah satu jenis perangkat sakelar yang digunakan untuk mendeteksi curah hujan. Sensor ini bekerja seperti sakelar dan prinsip kerja sensor ini adalah, setiap kali terjadi hujan, sakelar akan tertutup secara normal.

Spesifikasi:
1. Modul sensor ini menggunakan bahan dua sisi berkualitas baik.
2. Anti-konduktivitas & oksidasi dengan penggunaan jangka panjang
3. Area sensor ini mencakup 5cm x 4cm dan dapat dibangun dengan pelat nikel di sampingnya
4. Sensitivitas dapat disesuaikan dengan potensiometer
5. Tegangan yang dibutuhkan adalah 5V
6. Ukuran PCB kecil adalah 3,2cm x 1,4cm
7. Untuk memudahkan pemasangan, menggunakan lubang baut
8. Ini menggunakan komparator LM393 dengan tegangan lebar
9. Output dari komparator adalah bentuk gelombang yang bersih dan kapasitas penggerak di atas 15mA

  • Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Konfigurasi PIN:
Spesifikasi:

  • PIR sensor
Sensor PIR atau Passive Infrared Receiver merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra red dari suatu objek. Sensor PIR memiliki sifat pasif, yang berarti tidak memancarkan sinar infra red tetapi hanya dapat menerima radiasi sinar infra red dari luar. Sensor PIR dapat mendeteksi radiasi dari berbagai objek karena semua objek memancarkan energi radiasi, seperti ketika terdeteksi sebuah gerakan dari sumber infra red dengan suhu tertentu yaitu manusia mencoba melewati sumber infra red yang lain misalnya dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran infra red yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. 

Spesifikasinya:
1. Pengatur waktu jeda, digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah gerakan terdeteksi dan gerakan telah berakhir.
2. Pengatur sensitivitas, sebagai pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR.
3. Regulator 3V DC, sebagai penstabil tegangan menjadi 3V DC.
4. Dioda pengaman, berguna untuk mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC dengan GND.
5. DC power, berfungsi sebagai input tegangan dengan range (3 – 12)V DC.
6. Output digital, berfungsi sebagai output digital sensor.
7. Ground, dihubungkan dengan GND.
8. BISS0001, sebagai IC sensor PIR.
9. Pengatur jumper, digunakan untuk mengatur output dari pin digital. 
  • Sensor suhu
Sensor suhu merupakan suatu komponen yang bisa mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga bisa mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas atau dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala berbagai perubahan dalam bentuk output analog maupun digital. Contoh peralatan listrik maupun elektronik yang menggunakan sensor suhu yaitu thermometer suhu ruangan, thermometer suhu badan, kulkas, air conditioner, rice cooker dan lain sebagainya.

Spesifikasinya:
1. Sensifitas suhu linier sebesar 10 milivolt/ºC
2. Jangkauan maksimal suhu yang diukur antara -55 hingga 150ºC
3. Daerah kerja tegangan antara 4 hingga 30volt.
4. Arus kurang dari 60 mikroampere
5. Ketidaklinieran kurang lebih ¼ÂºC

  • Sensor UV
Sensor UV (Ultraviolet) adalah detektor yang mampu mendeteksi intensitas radiasi ultraviolet. Sensor ini dapat mengukur intensitas dan panjang gelombang radiasi UV, yang berfungsi untuk mendeteksi dan memantau tingkat radiasi ultraviolet di lingkungan.


Spesifikasinya:
1. Catu Daya : 3.3V/5V
2. Sensor : LTR390-UV-01
3. Communication Bus : I2C (Constant Address: 0x53)
4. Response Spectrum : 280 - 430nm
5. Mounting Hole Size : 2mm
6. Dimensi : 27 x 20mm

B. Alat
  • Multimeter
Multimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.  


  Spesifikasinya:


4. Dasar Teori (

kembali)

A. Sun Tracker/Pelacak cahaya matahari


Pelacak mengarahkan panel surya atau modul ke arah matahari. Perangkat ini mengubah orientasi mereka sepanjang hari untuk mengikuti jalur matahari untuk memaksimalkan penangkapan energi. Pelacak surya sumbu tunggal berputar pada satu sumbu bergerak bolak-balik dalam satu arah.

B. LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. sensor suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian berupa komponen elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor.

LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sesor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan liniearitas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Bentuk sensor LM3 seperti transistor kemasan TO92. Harga Sensor LM 35 adalah sekitar 15 ribu rupiah. Adapun Aplikasinya banyak digunakan pada Project Arduino yang berkaitan dengan suhu ruang seperti Pada Home Automation.


Cara kerja Sensor suhu LM35

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA. 

Konfigurasi PinOut

Tiga pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt.

Karakteristik Sensor LM 35
  • Resolusi Sensor 10 mVolt/ ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
  • Keakurasi kalibrasi 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
  • Jangkauan maksimal operasi suhu -55 ºC sampai +150 ºC.
  • Tegangan kerja  4v sampai 30 volt.
  • Konsumsi arus rendah kurang dari 60 µA.
  • Faktor pemanasan diri yang rendah (low-heating) kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
  • Impedansi keluaran yang rendah 0,1 W untuk beban 1 mA.
  • Toleransi ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC
C. Resistor

Resistor memiliki nilai resistansi atau hambatan yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Resistor memiliki dua pin untuk mengukur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu yang dapat menghasilkan tegangan listrik di antara kedua pin. Nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir.


Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R). Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.

Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna

Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Spesifikasi:

D. Dioda


Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
 
Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.

Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.

Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:


1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

E. Transistor


Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. 

NPN artinya tipe transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negatif dengan positif sebagai biasnya. Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari kaki emitor ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan sebagai output apabila transistor diberikan arus positif pada basisnya.

F. Motor

   Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
    Varian dari sistem DC adalah motor seri AC, juga dikenal sebagai motor universal , yang pada dasarnya adalah perangkat yang sama tetapi beroperasi pada aruis bolak balik . Karena dinamo dan arus medan berlawanan arah pada saat yang sama, perilaku motor serupa dengan perilaku saat diberi energi dengan arus searah. Untuk mencapai kondisi pengoperasian yang lebih baik, rel AC sering kali disuplai dengan arus padafrekuensi yang lebih rendah daripada pasokan komersial yang digunakan untuk penerangan dan daya umum; pembangkit listrik arus traksi

    khusus digunakan, atau konveter putar digunakan untuk mengubah daya komersial 50 atau 60 Hz menjadi 25 Hz atau 16
  Frekuensi 2 ⁄ 3 Hz digunakan untuk motor traksi AC. Sistem AC memungkinkan distribusi daya yang efisien di sepanjang jalur rel, dan juga memungkinkan kontrol kecepatan dengan switchgear pada kendaraan.
    Motor induksi AC dan motor sinkron sederhana dan perawatannya rendah, tetapi sulit diterapkan pada motor traksi karena karakteristik kecepatan tetapnya. Motor induksi AC hanya menghasilkan sejumlah daya yang berguna pada kisaran kecepatan yang sempit yang ditentukan oleh konstruksinya dan frekuensi catu daya AC. 
G. Ground


Fungsi Grounding
Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada seluruh sistem. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa fungsi dari grounding:
Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik saat rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.
Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus terpisah.
Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
Grounding di dunia eletronika berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.

H. Relay
Prinsip Kerja Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

 1.  Electromagnet (Coil)
 2. Armature
 3. Switch Contact Point (Saklar)
 4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :


Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

  •  Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
  •  Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
  • 1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  • 2.  Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  • 3.  Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
  • 4.  Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini 
I. Sensor LDR

CARA MENGUKUR LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTOR) DENGAN MULTIMETER
Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan LDR adalah Multimeter dengan fungsi pengukuran Ohm (Ω). Agar Pengukuran LDR akurat, kita perlu membuat 2 kondisi pencahayaan yaitu pengukuran pada saat kondisi gelap dan kondisi terang. Dengan demikian kita dapat mengetahui apakah Komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Mengukur LDR pada Kondisi Terang:
  1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
  2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
  3. Berikan cahaya terang pada LDR
  4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR pada kondisi terang akan berkisar sekitar 500 Ohm.
Mengukur LDR pada Kondisi Gelap:
    1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
    2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
    3. Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya
    4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di kondisi gelap akan berkisar sekitar 200 KOhm.

    Catatan :

    • Hasil Pengukuran akan berubah tergantung pada tingkat intesitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
    • Satuan terang cahaya atau Iluminasi (Illumination) adalah lux
Sebutan lain untuk LDR (Light Dependent Resistor) adalah Photo Resistor, Photo Conduction ataupun Photocell.rgerak secara acak mengikuti atom

J. Op-Amp


Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)


1. Vref bertegangan positif


2. Inverting Amplifier




3. Voltage follower


4. Non inverting adder amplifier


5. Non inverting amplifier


K.  Rain Sensor
Rain sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi hujan turun atau tidak. Intinya sensor ini jika terkena air pada papan sensornya maka resistansinya akan berubah, semakin banyak semakin kecil dan sebaliknya. Pada sensor ini, terdapat integrated circuit atau IC (komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor, dan lain-lain) komparator yang berfungsi memberikan sinyal berupa logika ‘on’ dan ‘off’.

Pin Configuration
1.VCC: 5V DC 
2.GND: ground 
3.DO: high/low output
4.AO: analog output



SPECIFICATION
  • Adoptshigh quality of RF-04 double sidedmaterial.
  • Area:5cm x 4cm nickel plateon side,
  • Anti-oxidation,anti-conductivity, with long use time;
  • Comparator output signal clean waveform is good, driving ability, over 15mA;
  • Potentiometer adjust the sensitivity;
  • Working voltage 5V;
  • Output format: Digital switching output (0 and 1) and analog voltage output AO;
  • With bolt holes for easy installation;
  • Small board PCB size: 3.2cm x 1.4cm;
  • Usesa wide voltage LM393 comparator
    Pada rangkain ini sangat cocok di aplikasikan pada jemuran otomatis, dimana saat ini di era yang serba modern ini semua aktivitas manusia dibantu dengan teknologi yang canggih. cara kerjanya jika hari hujan maka penutup jemuran akan tertutup.
K. Sensor Sentuh
Pengertian Sensor Sentuh

Seperti namanya, sensor sentuh atau touch sensor adalah sensor elektronik yang bisa mendekeksi sentuhan.

Sensor sentuh ini beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor).

Seiring dengan berkembangnya zaman dan juga teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan sudah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.

Jenis-Jenis Sensor Sentuh

Berdasarkan fungsinya sensor sentuh dapat dibagi menjadi 4 yaitu sensor kapasitif, sensor resistif, multi touch dan surface acoustic wave.

Nah untuk itu simak pembahasannya mengenai keempat jenis sensor sentuh tersebut dibawah ini.

1. Sensor Kapasitif


Sensor kapasitif adalah sensor sentuh yang sangat populer saat ini, hal ini dikarenakan sensor kapasitif lebih kuat, tahan lama serta mudah digunakan dan harganya pun yang relatif lebih murah dari sensor resistif.

Smartphone saat ini sudah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.

Berbeda dengan sensor resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar.

Sensor kapasitif ini memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya.

Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif biasanya Indium Tin Oxide (ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus atau sarung khusus yang mempunyai sifat konduktif.

Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan lalu direspon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut.

Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan direspon oleh layar sensor kapasitif apabila menggunakan bahan non-konduktif sebagai pelantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.

2. Sensor Resistif


Sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.

Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini bisa beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.

Sensor sentuh ini terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau cela yang sangat kecil.

Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini umumnya terbuat dari sebuah film.

Film-film pada umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan transparan.

Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari ataupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah.

Sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut serta memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.

Grafik respon sensor sentuh

M.Sensor PIR

Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Sensor pir adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor pir ini bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar
Pinout

 Spesifikasi:

  • Vin : dc 5v 9v.
  • Radius : 180 derajat.
  • Jarak deteksi : 5 7 meter.
  • Output : digital ttl.
  • Memiliki setting sensitivitas.
  • Memiliki setting time delay.
  • Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
  • Berat : 10 gr.
Grafik Respons Sensor PIR

N.Sensor UV
Sensor yang mendeteksi adanya cahaya terang dan gelap.
Pinout
Spesifikasi
Grafik Respon Sensor
 O.Transistor Yang Di Gunakan

  • Bukalah aplikasi proteus terlebih dahulu.
  • Buka schematic capture, pilih bagian component mode (), dan pada bagian devices klik 'P'.
  • Pastikan kategorinya berada pada all categories agar mudah dalam melakukan pencarian.
  • Ketikkan semua nama bahan komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian.
  • Double klik komponen yang kita butuhkan agar komponen tersebut muncul dikolom Devices.
  • Buka bagian Terminals mode ().
  • Pilih terminal yang diperlukan.
  • Setelah semua komponen didapatkan, letakkan komponen pada papan rangkaian.
  • Rangkailah semua komponen sesuai prinsipnya.
  • Klik play (pada bagian kiri bawah aplikasi untuk menjalankan rangkaian simulasi.
  • Saat di play, jika rangkaian simulasi sudah benar dan sesuai, maka akan muncul output LED pada rangkaian sensor sentuh tersebut dan motor sebagai penggerak keran

  • Prinsip Kerja
    A. Sensor UV
       Sensor UV berfungsi untuk dimana nantinya jika di sekitar panel surya terdeteksi gelap maka lampu akan otomatis bercahaya dan sebaliknya jika di sekitar panel surya terdeteksi terang maka lampu otomatis mati dari sensor cahaya ini hanya digunakan ketika menjelang malam.

    Saat Sensor UV tidak mendeteksi cahaya lagi pada malam hari, maka lampu hidup menerangi panel surya dan motor akan on. Sensor Ultraviolet mendeteksi pencahayaan yang terang sehingga tegangan yang terdeteksi mencapai nilai +0.07V. Tegangan akan diumpankan ke kaki non inverting Op Amp. Disini digunakan Detektor Non Inverting. Rumus Vout = (V1-V2) x Aol. Dimana V1 adalah tegangan di kaki non inverting dan V2 adalah tegangan di kaki inverting. Jadi di dapatkan (0.07 - 0.06) * 200.000 = 2000 dimana hasilnya bernilai + dan nilai tegangan output akan mendekati nilai Vsat+.

    Disini jika nilai tegangan outputnya adalah +3.95V yang lalu diumpankan ke R10 dan diumpankan ke kaki base transistor.

    Vbe yang terdeteksi sebesar +0.79V sehingga transistor on karena Vbe telah melebihi +0.6V.

    Akibat dari transistor on adalah, arus dari power +5V akan mengalir ke relay dan terus ke kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ke ground.Ketika malam hari hambatan yang ada pada sensor UV sangat tinggi sehingga tidak terjadi arus yang mengakibatkan relay switch ke kiri dan lampu hidup.

    Sebaliknya jika sensor tidak mendeteksi cahaya atau tegangan yang dihasilkan kecil dari 0.79V maka tegangan di kaki non inverting lebih kecil dari kaki inverting, sehingga nilai outputnya akan mendekati tegangan Vsat- yaitu sebesar -3,96V dan transistor tidak akan on sehingga switch pada relay tidak berpindah sehingga lampu tidak hidup.

    B. Sensor Suhu


    LM35  terhubung ke rangkaian komparator di mana tegangan referensi pada op amp adalah 10V. Pada kaki inverting yang terhubung ke ground di atur tegangan sebesar 0.40 V sebagai tegangan pembanding untuk tegangan input dapat mengaktifkan op amp dan rangkaian. Pada kaki non inverting terdapat input yang berasal dari LM35  berdasarkan suhu sekitar. Pada saat suhu di atas 40 C maka tegangan input yang dihasilkan akan sama atau lebih besar dari tegangan pembanding yang bernilai 0.40 V sehingga op amp aktif dan ada arus yang mengalir melalui rangkaian. Pada saat op amp aktif maka timbul tegangan sebesar +0,81 pada kaki basis transitor sehingga arus pada kolektor mengalir melalui relay dan mengaktifkan relay sehinnga rangkaian yang terhubung ke motor menjadi rangkaian tertutup dan motor mendapat suplay tegangan dari sumber tegangan yang bernilai 12V yang menyebabkan motor dapat bergerak.

    C. Sensor LDR
    4 buah sensor LDR berfungsi untuk mendeteksi cahaya matahari,4 LDR bekerja secara berpasangan LDR 1 berpasangan dengan LDR 2 sedangkan LDR 3 bepasangan dengan LDR 4 .ketika sensor mendeteksi >= 0,18V pada LDR 1 sedangkan LDR 2 < 0,18V maka motor servo akan hidup begitupun sebaliknya pada LDR 2.Hal ini pun akan berlaku juga pada LDR 3 yang berpasangan dengan LDR 4 .Yang membedakan hanya pada pergerakkan motor servonya saja LDR 1 dan LDR 2 bergerak vertika timur ke barat,sedangkan LDR 4 bergerak horizontal dari utara ke selatan.
    4 sensor ini menggunakan rangkaian penguat op amp non inverting amplifier,ketika itensitas cahaya matahari yang mendekati LDR semakin besar maka nilai resistasi LDR akan semakin kecil dan tegangan pada resistor kaki non inverting semakin besar. Tegangan tsb akan menjadi tegangan input dari kaki non inverting Vin=1V Vout=(RF/Rin+1)xVin dengan nilai RF=10k dan Rin=1k maka di dapatkan 11 X penguatan sehinnga Vout yang dipatkan adalah 11V. Tegangan 11V akan di umpankan pada resistor 10k sehingga arus mengalir ke kaki basis terukur Vbe =0,75V.Vbe > 0,6V power +4V aktif sehingga arus mengalir ke colector emiter (NPN) emitor ke colecctor (PNP) lanjut ke gound sehingga motor servo bergerak. 4 buah sensor ini sama semua prinsip kerja sensornya.

    D. Sensor rain

    Rain sensor untuk mendeteksi hujan agar tidak terjadi konsleting pada saat hujan panas. Ketika hujan panas terjadi maka sensor akan berlogika 1 dan akan memutuskan power supplay +4V dengan cara relay berpindah dari kiri ke kanan. Maka sensor LDR akan off  dan arus akan mengalir dari sensor Rain menuju kaki non inverting op amp. Tegangan akan terbaca sebesar 5V. Rangkaian yang dipakai adalah rangkaian buffer/voltage follower dimana penguatan (A=vo/vi=1) sehingga vin = vout sebesar 5V. Arus dari R11 masuk ke kaki basis transistor sehingga tegangan yg terbaca adalah 0.87V kemudian transistor aktif. Dikatakan emiter stabilized bias karena ada resistor yg terhubung ke sumber tegangan dan kaki basis dan resistor pada kaki emitor. Transistor akan on, sehingga arus dari tegangan sebesar 9V akan mengalir menuju relay lalu kolektor ke emitor dan ke ground. Switch relay akan berpindah dari kiri ke kanan . Kemudian akan memutuskan power suplaay +4V dari sensor LDR

    E. Sensor PIR
    Sensor PIR mendeteksi burung yang akan hinggap pada panel surya,ketika terdeteksi burung mendekat maka sensor PIR akan berlogika 1.

    Pada sensor PIR ini rangkaian yang digunakan adalah non inverting adder amplifier dengan rumus Vin= (R31/R31+R35 X Vcc) + (R35/R31+R35 X Vcc) = 5V tegangan 5 V tsb akan di umpankan pada kaki non inverting untuk mencari Vout= (RF/Rin + 1) X (R31/R31+R35 X Vcc) + (R35/R31+R35 X Vcc) = 12,5 V sehingga di dapat kan nilai Voutnya.Nilai 12,5V akan di umpankan pada R38 arus mengalir ke kaki basis terukur Vbe=0,83 V. Rangkaian transistor yang digunakan adalah Emiter Stabilized Bias di karenakan resistor yang terhubung ke power supllay dan ada tahanan pada kaki emitor.Vbe > 0,6V sehingga power supplay +9V aktif arus mengalir dari collector relay ke emitor dan ke ground sehingga relay akan berpindah dari kiri ke kanan .loop tertutup battrey 12 V mengalirkan arus dan menghidupkan buzzer menandakan bel pengusir burung hidup sehingga burung tidak jadi hinggap pada panel surya.

    F. Sensor touch
    Sensor Touch berfungsi mendeteksi sentuhan tangan manusia ,ketika adanya terdeteksi sentuhan tangan manusia maka logistice akan berlogika 1.
    Pada sensor ini op amp yang di gunakan adalah menggunakan 2 op amp inverting amplifier.Ketika terdeteksi sentuhan tangan maka sensor akan mengeluarkan tegangan output sebsar 5V.Tegangan ini akan menjadi tegangan input dari kaki inverting Vout dari inverting amplifier 1 adalah -15V,ini didapatkan dengan menggunakan rumus Vout=-(RF/Rin) X Vin = -(30k/10k) X 5 = -15V ini akan menjadi Vin dari rangkaian inverting amplifier yang ke 2 dengan rumus Vout=-(RF/Rin) X Vin = -(10k/10k) X -15 = 15V. Tegangan 15 V ini akan di umpankan pada resistor 10k arus mengalir ke kaki basis terukur tegangan Vbe=0.81V.Vbe > 0.60V Transistor Voltege diveder bias on power supllay +9V aktif arus mengalir ke relay ke colector ,emiter dan ground, sehingga relay 2p akan berpindah dari kanan ke kiri.Loop tertutup sehingga battrey 12V mengalirikan arus ke motor ,sehingga motor pompa air dan motor stepper akan hidup.


    c) Video simulasi (kembali)

    1. Sensor UV


    2. Sensor hujan


    3. Sensor ldr


    4. Sensor PIR


    5. Sensor sentuh



    6. Sensor suhu



    6. Download file (kembali)





















       



    Komentar